OSTEOARTHRITIS (RADANG SENDI)
Osteoarthritis atau juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif
yaitu suatu kelainan pada kartilago (tulang rawan sendi) yang ditandai
perubahan klinis, histologi dan radiologis (Kuntono, 2005).
Osteoarthritis atau disebut juga penyakit sendi degeneratif adalah
suatu kelainan pada kartilago yang ditandai dengan perubahan klinis, histologi,
dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada komponen sistemik.
(Parjoto, 2000).
KMenurut Susan
J.Garrison, MD (1994), Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang paling
sering menyerang manusia dan dianggap sebagai ketidakmampuan pada orang tua.
OA secara patologi dicirikan dengan
penurunan secara progresif dan akhirnya hilagnya kartilago sendi dengan
perubahan reaktif pada batas–batas sendi pada tulang subkondral.
a.
Klasifikasi Osteoarthritis
Osteoartritis
dapat dibagi atas dua jenis yaitu:
1) Osteoartritis Primer
OA
Primer tidak diketahui dengan jelas penyebabnya, dapat mengenai satu atau
beberapa sendi. OA jenis ini terutama ditemukan pada pada wanita kulit putih,
usia baya, dan umumnya bersifat poli-articular dengan nyeri akut disertai rasa
panas pada bagian distal interfalang, yang selanjutnya terjadi pembengkakan
tulang (nodus heberden).
2) Osteoartritis Sekunder
OA
sekunder dapat disebabkan oleh penyakit yang menyebabkan kerusakan pada sinovia
sehingga menimbulkan osteoartritis sekunder. Beberapa keadaan yang dapat
menimbulkan osteoartritis sekunder sebagai berikut:
a) Trauma /instabilitas.
OA
sekunder terutama terjadi akibat fraktur pada daerah sendi, setelah
menisektomi, tungkai bawah yang tidak sama panjang, adanya hipermobilitas,
instabilitas sendi, ketidaksejajaran dan ketidakserasian permukaan sendi.
b) Faktor Genetik/Perkembangan
Adanya
kelainan genetik dan kelainan perkembangan tubuh (displasia epifisial,
displasia asetabular, penyakit Legg-Calve-Perthes, dislokasi sendi panggul
bawaan, tergelincirnya epifisis) dapat menyebabkan OA.
c) Penyakit Metabolik/Endokrin
OA
sekunder dapat pula disebabkan oleh penyakit metabolik/sendi (penyakit
okronosis, akromegali, mukopolisakarida, deposisi kristal, atau setelah
inflamasi pada sendi. (misalnya, OA atau artropati karena inflamasi).
Menurut
Kellgren dan Lawrence, secara radiologis Osteoartritis di klafikasikan menjasi:
1) Grade 0 : Normal
2) Grade 1 : Meragukan, dengan gambaran sendi normal, terdapat
osteofit minim
3) Grade 2 : Minimal, osteofit sedikit pada tibia dan patella dan
permukaan sendi menyempit asimetris.
4) Grade 3 : Moderate, adanya osteofit moderate pada beberapa tempat,
permukaan sendi menyepit, dan tampak sklerosis subkondral.
5) Grade 4 : Berat, adanya osteofit yang besar, permukaan sendi
menyempit secara komplit, sklerosis subkondral berat, dan kerusakan permukaan
sendi.
b.
Etiologi Osteoarthritis
Beberapa faktor
etiologi yang telah diketahui berhubungan dengan terjadinya osteoarthritis
lutut ini antara lain :
1)
Usia
Semakin lanjut
usia seseorang, pada umumnya semakin besar faktor resiko terjadinya
osteoarthritis lutut. Hal ini disebabkan karena sendi lutut yang digunakan
sebagai penumpu berat badan sering mengalami kompresi atau tekanan dan gesekan,
sehingga dapat menyebabkan kartilago yang melapisi tulang keras pada sendi
lutut tersebut lama-kelamaan akan terkikis dan rentan terjadi degenerasi.
2)
Obesitas
Jelas sekali
bahwa kelebihan berat badan atau obesitas bisa menjadi faktor resiko terjadinya
Osteoarthritis lutut. Berat badan yang berlebih akan menambah kompresi atau
tekanan atau beban pada sendi lutut. Semakin besar beban yang ditumpu oleh sendi
lutut, semakin besar pula resiko terjadinya kerusakan pada tulang.
3)
Herediter atau faktor bawaan
Struktur tulang
rawan dan laxity pada sendi, serta permukaan sendi yang tidak teratur yang
dimiliki seseorang sebagai faktor bawaan merupakan faktor resiko terjadi
Osteoarthritis lutut.
4)
Trauma pada sendi dan kerusakan pada
sendi sebelumnya
Terjadinya
trauma, benturan atau cedera pada sendi lutut juga dapat menyebabkan kerusakan
atau kelainan pada tulang-tulang pembentuk sendi tersebut.
5)
Kesegarisan tungkai
Sudut antara
femur dan tibia yang > 180 derajad dapat berakibat beban tumpuan yang
disangga oleh sendi lutut menjadi tidak merata dan terlokalisir di salah satu
sisi saja, dimana pada sisi yang beban tumpuannya lebih besar akan beresiko
lebih besar terjadi kerusakan.
6)
Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari
Pekerjaan dan
akifitas yang banyak melibatkan gerakan lutut juga merupakan salah satu
penyebab osteoarthritis pada lutut.
c.
Manifestasi klinis
1) Rasa nyeri pada sendi
Merupakan
gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang
melakukan sesuatu kegiatan fisik.
2) Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya
akan berlangsung 15 - 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat memulai
kegiatan fisik.
3) Peradangan
Sinovitis
sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi akan
menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan
menimbulkan rasa nyeri.
4) Mekanik
Nyeri
biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit
yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya
berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada
osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan
tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum
dapat diketahui penyebabnya.
5) Pembengkakan Sendi
Pembengkakan
sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam ruang sendi
biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
6) Deformitas
Disebabkan
oleh distruksi lokal rawan sendi.
7) Gangguan Fungsi
Timbul
akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.
d.
Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiografi sendi yang menyokong diagnosis osteoarthritis
ialah:
a) Penyempitan celah sendi yang
seringkali asimetris (lebih berat pada bagian sendi yang menanggung beban.
b) Peningkatan densitas (sclerosis)
tulang subkondral
c) Kista tulang
d) Osteofit pada pinggir sendi
e) Perubahan struktur anatomi sendi
e.
Pencegahan
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, agar kita terhindar dari osteoarthritis:
1) Menghindari olahraga yang bisa
meyebabkan sendi terluka
2) Mengontrol berat badan agar berat
yang ditopang oleh sendi menjadi ringan
3) Minum obat untuk mencegah
osteoarthritis
Boleh tau referensinya ?
BalasHapusobat nya apaan ya??
BalasHapus