RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah. Seperti yang telah dikemukakan, rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk-bentuk rumusan masalah ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi. Rumusan masalah terdiri dari macam-macam bentuk antara lain :
1.      Rumusan Masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam satu penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah penelitian deskriptif :
a.       Seberapa baik kinerja Departemen Pendidikan Nasional ?
b.      Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri Berbadan Hukum ?
c.       Seberapa tinggi efektivitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia ?
d.     Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daeran di bidang pendidikan ?
e.   Seberapa tinggi tingkat produktifitas dan keuntungan finansial Unit Produksi pada sekolah-sekolah kejuruan ?
f.    Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata perhari murid-murid sekolah di Indonesia ?

Dari beberapa contoh diatas terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan dengan satu variabel atau lebih secara mandiri (bandingkan dengan masalah komparatif dan asosiatif)
Peneliti yang bermaksud mengetahu kinerja Departemen Pendidikan Nasional, sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi berbadan hukum, efektivitaas kebijakan MBS, tingkat produktifitas dan keuntungan finansial Unit Produksi pada sekolah-sekolah kejuruan, minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Indonesia adalah contoh penelitian deskriptif.

2.      Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
a.       Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri swasta ? (variabel penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel yaitu sekolah negeri dan swasta)
b.      Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di Desa ? (satu variabel dua sampel)
c.       Adakah perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar antara murid yang berasal dari keluarga guru, pegawai swasta dan pedagang ? (satu variabel tiga sampel)
d.      Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari sekolah antara SD, SMP, dan SLTA ? (satu variabel untuk dua kelompok, pada tiga sampel)
e.       Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Menengah Atas ?
f.       Adakah perbedaan produktifitas karya ilmiah antara Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta ? (satu variabel dua sampel)

3.      Rumusan Masalah Asosisatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu hubungan simetris, hubungan kausal dan interaktif atau resiprocal atau timbal balik.
a.       Hubungan simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif, contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1)      Adakah hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap murid sekolah ? (Variabel pertama adalah penjualan es dan kedua adalah kejahatan) Hal ini berarti yang menyebabkan jumlah kejahatan bukan karena es yag terjual. Mungkin logikanya adalah sebagai berikut pada saat es banyak terjual itu pada musim liburan sekolah, pada saat murid-murid banyak yang piknik ke tempat wisata. Karena banyak murid yang piknuk maka disitu banyak kejahatan.
2)      Adakah hubungan antara rumah yang dekat rek kereta api dengan jumlah anak?
3)      Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin sekolah?
4)    Adakah hubungan antara jumlah payunh yang terjual dengan jumlah murid sekolah?
5)      Adakah hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan jumlah penduduk yang sekolah?

Contoh judul penelitiannya adalah sebagai berikut :
1)      Hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap murid sekolah
2)      Hubungan antara rumah yang dekat rel kereta api dengan jumlah anak
3)      Hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin sekolah
4)      Hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan jumlah penduduk yang sekolah

b.      Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh :
1)      Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak ? (pendidikan orang tua variabel dependen dan prestasi belajar variabel independen)
2)      Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulusan memperoleh pekerjaan ? (kepemimpinan variabel independen dan kecepatan memperoleh pekerjaan variabel dependen)
3)      Seberapa besar pengaruh tata ruang kelas terhadap efisiensi pembelajaran di SMA ?
4)      Seberapa besar pengaruh kurikulim, media pendidikan dan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah ? (kurikulim, media dan kualitas guru sebagai variabel independen dan kualitas SDM sebagai variabel dependen).

Contoh judul penelitiannya :
1)      Pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak di SD Kabupaten Alengkapura.
2)      Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kecepatam lulusan memperolah pekerjaan pada SMK di Provinsi Indrakila.
3)      Pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah.

c.       Hubungan interaktif atau resiprocal atau timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen, contoh :
1)      Hubungan antara motivasi dan prestasi belajar anak SD di Kecamatan A. Disini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat mempengaruhi motivasi.
2)      Hubungan antara kecerdasab dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang kaya dapat meningkatkan kecerdasab karena gizi terpenuhi.

sumber : Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta : Bandung

Komentar

Postingan Populer